Teguh Setyabudi akan mencoba gizi gratis di Pulau Seribu

Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menyatakan akan mencoba program gizi gratis di wilayah Kepulauan Seribu. Diketahui, hingga saat ini Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan tes sebanyak 12 kali di banyak sekolah. “Ngomong-ngomong, kemarin sore kita juga mendapat tanggapan (percobaan gizi gratis di Kepulauan Seribu).

Padahal, pada saat yang sama, saya sebagai orang administrasi dan saya ingin melihat ke wilayah Kepulauan Seribu. kami akan melakukannya. Teguh mengatakan, sejauh ini timnya telah melakukan uji coba gizi gratis di berbagai tingkatan, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah atas, sekolah negeri, dan sekolah swasta.

Pemprov masih akan melakukan pengujian di dinas lain. “Dan sekarang ada pemerintah, sekarang swasta. Nanti kita akan pertimbangkan kelompok sasaran lain, kelompok sasaran lain,” tuturnya. Diketahui, Pemerintah DKI Jakarta telah melakukan uji coba program gizi gratis sebanyak 12 kali di banyak sekolah di Jakarta. Sebanyak 10.448 paket nutrisi gratis dibagikan. “Hari ini kita lanjutkan program uji coba gizi gratis.

Jadi ini kasus yang kedua belas, sudah terdistribusi sekitar 10.448 paket gizi,” kata Teguh kepada media. Kasus ini, kata Teguh, merupakan bentuk dukungan Pemerintah DKI Jakarta dan rencana strategis pemerintah federal.

Pilu Nasib Rendy ABG Bantul Selamat dari Kecelakaan Lalu Tewas Dihajar 11 Orang

Jogja – Seorang remaja bernama Rendy Surya Irawan, warga Pundong, Bantul, ditemukan tewas di kawasan Prangtritis, Kretek, Bantul. Remaja 16 tahun itu merupakan korban pengeroyokan, dengan polisi menangkap 11 pelaku.
Jenazah korban ditemukan pemilik usaha tempat penggergajian Karyatno alias Salamon pada Minggu (13/10) pukul 08.30 WIB. “Jadi pemilik penggergajian itu tidak ada di rumah, dan saat datang sudah mendapati remaja meninggal dunia di dalam kamar. Karena di penggergajian kayu itu ada kamar untuk tempat istirahat,” ucap Kapolsek Kretek AKP Sutrisno, Senin (14/10).

11 Pelaku Ditangkap
Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana menerangkan para pelaku ditangkap secara Maraton mulai Minggu hingga Senin.
“Untuk pelaku pengeroyokan sudah diamankan secara maraton sejak Minggu sore sampai Senin pagi. Jumlah pelakunya ada 11 orang,” kata Jeffry kepada wartawan, Selasa (15/10).
Adapun 11 pelaku adalah inisial OM (20), BKS (19), RZP (19), FNA (21), DDS (20), DP (19), EAW (19), AOS (17), FQA (15), DY (17), dan DAK (16). Saat ini 11 orang itu ditahan polisi.
“11 orang itu sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan,” tegasnya.

Berawal Korban dan Temannya Kecelakaan Motor
AKP I Nengah Jeffry mengungkapkan awal pengeroyokan berawal saat Rendy dan satu temannya, Oci, mengalami kecelakaan tunggal di wilayah Pundong pada Sabtu (12/10) malam.

“Akibat kecelakaan itu Oci dirawat di rumah sakit. Kemudian korban dan AOS (Oca) beserta rekan-rekannya menyusul Oci di rumah sakit,” kata Jeffry kepada wartawan, Selasa (15/10).

Di rumah sakit, Oca dan rekan-rekannya sempat terlibat cekcok dengan korban. Mereka menuduh Rendy mengonsumsi obat-obat terlarang dan minuman keras (miras) yang berujung ia serta Oci kecelakaan.

“Kalau motif pengeroyokan, berdasarkan keterangan para tersangka, sebenarnya termakan isu bahwa Oci berboncengan dengan korban yang sebelumnya terlibat kecelakaan tunggal itu dikarenakan minum-minuman keras yang dicampur obat-obatan terlarang,” kata Jeffry kepada wartawan di Polres Bantul, Rabu (16/10).

Karena penjelasan Rendy tidak bisa memuaskan para tersangka akhirnya terjadi pengeroyokan. Bahkan pengeroyokan itu terjadi di beberapa lokasi.

“Sehingga memicu amarah saudara Oci, yakni Oca. Jadi tidak puas dengan jawaban korban lalu melakukan pengeroyokan hingga di empat lokasi,” ujarnya.

Sedangkan hasil pemeriksaan medis terhadap Rendy apakah positif mengonsumsi alkohol, Jeffry menyebut negatif.

“Hasilnya negatif baik untuk alkohol dan obat-obatan terlarang,” ujarnya.

Peran Brutal 11 Pengeroyok Rendy
AKP I Nengah Jeffry melanjutkan korban dikeroyok di 4 lokasi. Pertama Rumah Sakit Santa Elisabeth, Ganjuran, Bambanglipuro, Minggu (13/10) pukul 01.00 WIB.

“Pertama di depan RS Santa Elisabeth dan dilakukan oleh tiga orang, yaitu OM (20), BKS (19), dan AOS (17) yang masing-masing memukul satu kali ke arah tubuh korban. Kemudian BKS mendengkul ke arah tubuh korban,” katanya kepada detikJogja, Jumat (18/10/2024).

Setelah melakukan pengeroyokan, kemudian mereka membawa Rendy masuk ke dalam mobil. Selanjutnya mereka menuju tempat penggergajian kayu milik ayah AOS pukul 01.30 WIB.

“Di penggergajian kayu itu 11 tersangka melakukan pengeroyokan terhadap korban,” ujarnya.

Secara rinci, OM menendang dengan kaki kanan mengenai kepala bagian belakang korban satu kali, lalu memukul menggunakan tangan kanan dengan posisi mengepal mengenai belakang kepala korban sebanyak dua kali.

“Selanjutnya memukul dengan sebuah helm mengenai satu kali, dan memukul dengan helm mengenai punggung korban,” ucapnya.

Sedangkan peran BK memukul menggunakan tangan kanan mengenai leher bagian kanan, tepatnya bagian bawah telinga korban sebanyak satu kali. Untuk RZP (19) memukul dengan tangan kanan sebanyak dua kali mengenai bahu kanan dan kiri, menendang menggunakan kaki kanan sebanyak dua kali mengenai paha, memukul sebanyak dua kali mengenai belakang telinga dan menendang dua kali mengenai punggung.

“Dan menendang sebanyak 4 kali mengenai punggung dan paha korban,” katanya.

Untuk FNA (21) memukul dengan menggunakan tangan kanan sebanyak tiga kali mengenai bahu korban, menendang menggunakan kaki kanan sebanyak satu kali mengenai betis kaki kiri korban.

DDS (20) memukul punggung korban dengan tangan mengepal sebanyak satu kali dan EAW (19) memukul korban dengan tangan kanan posisi mengepal mengenai punggung belakang korban sebanyak satu kali. Selanjutnya DP (19) memukul menggunakan bodi motor dengan tangan kiri mengenai punggung belakang korban satu kali.

“AOS memukul satu kali dengan tangan kanan mengepal mengenai lengan kiri atas korban. FQA (15) memukul satu kali mengenai punggung tengah atas atau pas di bawah leher korban,” katanya.

Lebih lanjut, DY (17) menghantam lengan kiri korban dengan tangan kanan sebanyak dua kali mengenai lengan kiri atas. Sedangkan DAK (16) memukul dengan tangan kanan sebanyak dua kali mengenai bagian punggung korban.

Tidak berhenti di situ, para pelaku lalu membawa Rendy ke rumah BKS di Seloharjo, Pundong, Bantul pukul 02.30 WIB. Di rumah BKS, OM mendorong kepala korban dan setelah itu korban dibawa oleh rombongan pelaku lagi.

“Dari rumah BKS, korban dibawa ke jalan tembus Pundong-Parangtritis, yakni Jalan arah Watu Lumbung, Kretek Bantul pukul 03.00 WIB,” ujarnya.

Sampai di lokasi keempat, Rendy diturunkan. Selanjutnya OM, BKS dan RZP memukul ke arah tubuh Rendy hingga posisinya terjongkok.

Kemudian BK kembali menendang korban satu kali pada bagian punggung belakang. Akibat pengeroyokan itu, Rendy terlihat lemas.

“Dan akhirnya korban dibawa ke penggergajian kayu milik ayah AOS dan sempat diberi minum. Setelah minum korban pamit untuk tidur karena kelelahan dan akhirnya rombongan pelaku pulang sekira pukul 03.30 WIB,” katanya.

Hingga akhirnya Rendy ditemukan pemilik penggergajian kayu sudah meninggal dunia di dalam kamar sekitar pukul 08.00 WIB.

Pelaku Terancam 12 Tahun Bui
Jeffry mengemukakan pengeroyokan berujung tewasnya Rendy membuat para pelaku terancam hukuman hingga 12 tahun penjara.

“Jadi 11 tersangka itu beda-beda untuk pasal yang disangkakan, karena ada yang dewasa dan ada yang di bawah umur,” kata Jeffry, Rabu (16/10).

“Yang sudah dewasa disangkakan Pasal 170 ayat 3 KUHP tentang pengeroyokan berujung hilangnya nyawa seseorang dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara,” ujarnya.

Selanjutnya, untuk empat tersangka yang masih di bawah umur disangkakan Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak. Untuk ancaman hukumannya, kata Jeffry, maksimal lima tahun penjara.

Sementara ayah korban, Mugiyat (54) sangat terpukul dengan kematian anaknya. Mugiyat pun berharap polisi tuntas mengusut kasus pembunuhan yang dialami korban.

“Sebagai orang tua kami mau kasus ini diproses secara hukum dengan hukuman setimpal sesuai apa yang dilakukan kepada anak saya,” kata Mugiyat saat ditemui wartawan di rumahnya, Kapanewon Pundong, Bantul, Selasa (15/10).

“Kami minta diusut secara tuntas dan secara transparan agar anak saya tenang menghadap Yang Maha Kuasa,” lanjut Mugiyat sembari menangis.

 

Richard Lee, Dokter Oky dan Nikita Mirzani memainkan lagu eliminasi untuk podcast tersebut

Jakarta – Dr. Oke, Dr. Richard Lee dan Nikita Mirzani sebagai Heni Purnamasari mengancam akan menggugat. Heni merupakan pemilik PT Sagara Purnama dan PT Ratansha Purnama Abadi yang frustrasi karena konten podcast yang dirilis menampilkan ketiga nama tersebut. Dalam episode podcast yang dimaksud, ada percakapan antara Dr. Oke, Dr. Richard Lee, dan Nikita Mirzani yang menyebut Heni Purnamasari sebagai pemilik produk perawatan kulit tersebut. Ketiganya dituduh mafia Skincare. “Ada ajakan, tentu kita akan lakukan sesuatu yang serius. Itu soal kata-kata dan nama orang. Berdasarkan podcast dan laporan yang dibuat, kami akan mengambil tindakan hukum, kata pengacara Heni Purnamasari, Johanes Oberlin L Tobing, dalam konferensi pers, Kamis (17/10/2024).

“(Yang diberi izin) adalah pemilik podcast yang berhuruf O dan R, dan inisial NM. Media lain juga memberikan berita bohong, fitnah, dan pencemaran nama baik, lanjutnya.

Heni Purnamasari dan tim kuasa hukumnya mengaku masih mendalami masalah tersebut secara internal. Namun mereka bersedia melaporkan nama-nama yang diduga melanggar ketentuan UU ITE.

Kami masih mendiskusikannya. “Kami tidak akan diam, kami akan memikirkannya,” kata Suhendro Asido Hutabarat, anggota tim kuasa hukum Heni Purnamasari sekaligus.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2024/10/17/heni-purnamasari-1.jpeg?w=800

Heni Purnamasari mengaku sedih dengan tudingan yang menimpa dirinya. Selain itu, menurutnya, hingga saat ini hubungannya dengan Dr. Oke dan Dr. Richard Lee tidak pernah mempunyai masalah apa pun.

\”Saya sangat menyesal. Saya berharap bisnis mereka terus berlanjut. Menurutku, hubungan mereka sangat baik. Oke, saya bertemu ketika saya sedang hamil. Ada dukungan dan sangat bagus, Richard tidak ada masalah dengan saya. Entah kenapa Richard tidak (memilih) bertemu, kenapa dia fitnah, kenapa dia tidak punya hati nurani. Kami mengenal dan menjaga hubungan baik. Saya sangat menyesal atas apa yang terjadi,” katanya sambil berlinang air mata.

Heni pun angkat bicara soal kehilangan. Namun dia belum bisa memastikan total kerugian akibat krisis ini.

Dia melanjutkan: “Saya menghitung kerugiannya. Tim asuhan Heni Purnamasari membantah tudingan mafia perawatan kulit. Ada pula isu pencabutan izin apoteker yang beredar. “Mafia perawatan kulit, hingga saat ini PT Sagara dan PT Ratansha belum memiliki produk berbahaya seperti yang dikatakan Nikita Mirzani,” tegas Johanes.

Sebelumnya, beredar dugaan adanya kandungan hidrokuinon dan merkuri pada produk perawatan kulit milik perusahaan milik Heni tersebut. Johanes menjelaskan, hal tersebut tidak benar karena semua produk sudah mendapat izin dari BPOM.

“(Katanya produk yang kita punya) mengandung hidrokuinon dan merkuri, itu muatannya besar. Perusahaannya besar dan patuh pada BPOM. “BPOM sudah menyetujui (produk tersebut), tidak mengandung merkuri atau hidrokuinon,” imbuhnya. “Bu Heni juga menjelaskan kalau izin apotekernya dicabut, bisa dicek izinnya masih berlaku sampai sekarang, tidak benar dicabut. Suster Nikita Mirzani bilang izinnya dicabut, itu tidak benar.” pungkas Yohanes. detikcom mencoba menghubungi Nikita Mirzani melalui pengacaranya terkait panggilan yang dilayangkan Heni Purnamasari. Diketahui, Nikita Mirzani kini tengah menunaikan umrah.

Guru honorer di Sultra diduga melakukan pencabulan anak oleh polisi meski ada bantahan

Jakarta – Polisi menetapkan seorang guru honorer asal Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Konsel Sultra) sebagai tersangka pelaku pembullyan terhadap siswa. Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, guru tersebut mengaku sempat dimintai uang perdamaian sebesar 50 juta.

Ibu korban, Nurfitriana, pertama kali melapor ke gurunya, Supriyani. Sebelumnya, Nurfitriana melihat adanya luka di bagian belakang paha putranya yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu pada Kamis (24/4). Nurfitriana kemudian menceritakan, cedera yang dialami putranya, Aipda Wibowo Hasyim, hingga terjatuh di sawah.

Suaminya memastikan dia tidak pernah gagal, seperti yang dijelaskan putranya. Nurfitriana kemudian melaporkan Supriyani ke polisi Baito pada Sabtu (27/4). Polisi menyelidiki dan mencoba memberikan pengampunan.

Menyangkal menyerang anak-anak polisi
Kepada Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Sulawesi Tenggara (PGRI), Abdul Halim Momo, Supriyani membantah melakukan apa yang dituduhkan orang tua muridnya.

“Saya minta baik-baik, dia menangis ke saya dan mengaku tidak melakukan perbuatan buruk itu kepada murid-muridnya,” kata Ketua PGRI Sultra Abdul Halim Momo kepada wartawan, Senin (21/10/2024).

Dalam persidangan di media, orang tua terdakwa meminta Supriyani membayar uang perdamaian sebesar Rp50 juta. Ketua PGRI Sultra Abdul Halim Momo mengaku timnya sudah bertemu Supriyani. Hasil pertemuan dengan Bu Supriyani yang dikawal Wali Kota siap bersaksi, dia (Pak Desa) akan menyelesaikan masalah ini. Pertama, dia (Supriyani) harus membayar Rp 50 juta, kedua, dia harus membayar. untuk melepaskan pekerjaan mengajarnya. Apa ini? Ia diminta menulis surat kepada direktur daerah untuk mengundurkan diri. Padahal dia tidak berbuat apa-apa,” kata Halim dikutip detikSulsel, Selasa (22/10/2024).

Halim mengaku bersimpati dengan Supriyani hingga menuntut uang Rp 50 juta. Selain itu, status ekonomi Supriyani dan keluarganya dinilai miskin.

“Sayang sekali, dia hanya pegawai honorer, suaminya sering berjualan, kalau ada yang minta Rp 50 juta, saya tidak akan memikirkannya. Saya tidak fitnah, ada Wali Kota, ada yang khawatir, mereka minta Rp 50 juta. Jadi ada unsur pidananya,” ujarnya. Selesai di belakang bar
Kapolres Konawe Selatan AKBP Febry Syam mengatakan, pasca arbitrase tidak ada kesepakatan. Hal ini membuat kasus Supriyani diangkat ke tahap penyidikan. Karena setelah mediasi tidak ada kesepakatan, statusnya dinaikkan dan penyidikan (dinyatakan mencurigakan), kata detikSulsel, Selasa (22/10/2024).

Febry menambahkan, usai deklarasi berkas perkara lengkap atau P21, Supriyani diserahkan ke Kejaksaan Negeri Andoolo, Rabu (16/10). Ia menyimpulkan, “Supriyani diserahkan ke kejaksaan dengan membawa barang bukti dan ditangkap.”

Pratikno mengatakan, dirinya dan Jokowi rutin ngobrol: Kami punya tim WA

Jakarta – Menteri Perencanaan PMK Pratikno mengaku berkomunikasi dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) melalui grup WhatsApp (WA). Kelompok ini disebut Alumni Kabinet Indonesia Maju (KIM).

Ya tentu (masih komunikasi), kita punya grup WhatsApp, namanya Kabinet Indonesia Maju, kita benahi, tambah Alumni KIM, itu saja, kata Pratikno kepada wartawan di Istana Kerajaan, Jakarta, Selasa (10). /22/2024).

Pratikno belum mau membeberkan apa yang dibicarakan dalam kelompok tersebut. Dia bilang dia hanya bercanda.

“Iya, cuma bercanda,” kata Pratikno. Lanjutnya, “Banyak contohnya, yang penting persaudaraan kita di dalam perusahaan KIM tetap terjalin.”

Diketahui, Jokowi memasuki masa pensiun pada 20 Oktober. Usai pensiun, Jokowi langsung pulang ke rumahnya di Solo, Jawa Tengah.

Karhutla di Sumsel Meluas ke 3 Daerah, Helikopter Water Bombing Dikerahkan

Palembang – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) meluas ke 3 daerah di Bumi Sriwijaya. Sebelumnya, karthutla hanya terjadi di Ogan Komering Ilir (OKI), dan Muara Enim, sekarang terjadi di Banyuasin.
Pemadaman jalur udara dikerahkan dengan menurunkan enam helikopter yang melakukan 305 kali water bombing. Hingga kini kondisi wilayah terjadi karhutla masih berasap.

“Pemadaman Jumat (18/10) masih melanjutkan water bombing di wilayah OKI dan Muara Enim. Patroli udara juga memantau adanya karhutla di Banyuasin sehingga pemadaman juga dilakukan di wilayah tersebut,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Sabtu (19/10/2024).

Pemadaman terbanyak dilakukan di OKI, yakni di Tulung Selapan, Mesuji Raya, dan Pangkalan Lampam. Pemadaman di Tulung Selapan dan Pangkalan Lampam merupakan upaya lanjutan, sementara di Mesuji Raya baru terjadi karhutla hasil patroli udara.

“Pemadaman di OKI dilakukan oleh 5 helikopter yang melakukan 124 kali water bombing. Hingga akhir pemadaman kondisinya masih berasap,” ungkapnya.

Pemadaman lanjutan juga dilakukan di Gelumbang, Muara Enim. Tiga helikopter yang dikerahkan melakukan 130 kali water bombing. Hingga akhir pemadaman kondisi wilayah karhutla masih berasap.

Sedangkan pemadaman di Banyuasin dilakukan di Rantau Bayur. Satu helikopter yang memadamkan melakukan 51 kali water bombing. Hingga akhir pemadaman kondisi wilayah karhutla masih berasap.

“Usai dilakukan water bombing kondisi karhutla di tiga daerah itu masih berasap. Pemadaman lanjutan akan dilakukan hari ini, termasuk pemantauan wilayah lain yang terjadi karhutla,” ungkapnya.

Megawati meminta maaf karena tidak menghadiri pelantikan Prabowo

Jakarta – Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah secara gamblang menjelaskan ketidakhadiran Ketua Umum PDIP Jenderal Megawati Soekarnoputri saat pelantikan Presiden Prabowo Subianto. Basarah mengungkapkan, Megawati sudah meminta maaf kepada Prabowo.

Basarah pertama kali menjelaskan, ketidakhadiran Megawati dilaporkan pada 17 Oktober 2024. Pesan tersebut disampaikan Basarah kepada Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. “Ibu Mega meminta saya untuk meminta maaf kepada Pak Prabowo karena pada hari ini Ibu Mega tidak dapat menghadiri pelantikan beliau sebagai presiden RI karena kondisi kesehatannya,” kata Basarah kepada wartawan di gedung DPR/MPR. , Minggu (20/10/2024).

Basarah kemudian menjelaskan alasan kesehatan Megawati yang semakin memburuk. Ia mengatakan kesehatan Megawati memburuk setelah Napak Tilas berangkat ke Rusia untuk berziarah ke makam Imam Bukhori.

“Makam Bukhori luas, udaranya berdebu, Bu Mega langsung berziarah tanpa memakai masker. Jadi batuknya masih belum sembuh. “Kemarin saat saya temani saat menghadiri rapat doktor Sekjen PDIP Hasto, dia beberapa kali batuk saat rapat umum,” jelasnya.

Richard Lee, Dokter Oky, dan Nikita Mirzani Terancam Disomasi Gegara Podcast

Jakarta – dr Oky, dr Richard Lee, dan Nikita Mirzani terancam disomasi oleh Heni Purnamasari. Heni merupakan pemilik PT Sagara Purnama dan PT Ratansha Purnama Abadi yang merasa dirugikan akibat konten podcast yang dipublikasikan menampilkan ketiga nama tersebut.
Dalam episode podcast yang dipermasalahkan ada pembicaraan antara dr Oky, dr Richard Lee, dan Nikita Mirzani yang menyinggung Heni Purnamasari sebagai pemilik produk skincare. Tudingan mafia skincare keluar dari dari ketiganya.

Nikita-Mirzani-klaim-dr-Richard-Lee-punya-saham-Daviena-Skincare-3263948537

“Ada somasi, tentu kami akan ambil tindakan tegas. Ini menyangkut masalah dan nama baik seseorang. Berdasarkan podcast dan pemberitaan yang sudah dibuat akan kami proses hukum,” kata pengacara Heni Purnamasari, Johanes Oberlin L Tobing, dalam konferensi pers pada Kamis (17/10/2024).

“(Yang akan disomasi) pemilik podcast itu, berinisial O dan R, dan yang berinisial NM. Juga akun-akun lain yang telah memberikan berita bohong, fitnah, dan hoax menghasut,” lanjutnya.

Heni Purnamasari dan tim pengacaranya mengaku masih mendalami masalah ini secara internal. Namun mereka sudah siap melaporkan nama-nama tadi atas dugaan melanggar pasal UU ITE.

“Ini kami masih diskusikan. Kami tidak akan diam saja, kami mempertimbangkan,” kata Suhendro Asido Hutabarat, tim kuasa hukum Heni Purnamasari, dalam kesempatan yang sama.

Heni Purnamasari mengaku kecewa dengan tudingan yang dilemparkan kepadanya. Apalagi menurut dia selama ini hubungannya dengan dr Oky dan dr Richard Lee tidak pernah ada masalah.

“Saya sangat kecewa. Saya ikhlas perusahaan mereka maju. Saya rasa hubungan dengan mereka sangat baik. Oky bertemu saya pas hamil besar. Sempat ada kerja sama juga dan sangat baik, Richard pun tidak ada masalah dengan saya. Saya menyayangkan kenapa Richard tidak (memilih) bertemu, kenapa jadi fitnah, kenapa tidak ada hati nurani. Kita kenal dan berhubungan baik. Saya sangat menyesalkan kejadian ini,” ungkapnya sambil menangis.

Heni juga menyinggung soal kerugian. Tapi dia belum bisa memastikan total kerugian yang diakibatkan dari masalah ini.

“Kerugian itu sedang saya hitung,” lanjutnya.

Pihak Heni Purnamasari juga membantah tudingan soal mafia skincare. Juga isu pencabutan izin apoteker yang menyusul beredar.

“Terkait mafia skincare, sampai hari ini di PT Sagara dan PT Ratansha tidak ada produk berbahaya seperti yang disebut Nikita Mirzani,” tegas Johanes.

Sebelumnya ada tudingan soal skincare mengandung hidrokinon dan merkuri dalam produk dari perusahaan milik Heni. Johanes menjelaskan hal tersebut tidak benar karena semua produk sudah mendapat persetujuan dari BPOM.

“(Produk kami disebut) ada hidrokinon dan berkuri, ini tudingan besar sekali. Perusahaan ini besar dan mengikuti BPOM. BPOM sudah menyetujui (produk-produk tersebut), tidak ada merkuri dan hidrokinon,” tegasnya lagi.

“Ibu Heni juga menjelaskan izin apotekernya tidak dicabut, boleh dicek sampai hari ini izinnya masih ada, tidak benar dicabut. Saudari Nikita Mirzani bilang izinnya dicabut itu tidak benar,” tutup Johanes.

detikcom sedang mencoba menghubungi Nikita Mirzani melalui kuasa hukumnya, terkait rencana somasi yang dilayangkan oleh Heni Purnamasari. Diketahui Nikita Mirzani saat ini sedang menunaikan ibadah umrah.