Surabaya – BETA UFO Indonesia menggelar seminar bertajuk Interspace Dimensional, Sabtu (12/10/2024). Kegiatan ini untuk merayakan 27 tahun keberadaannya.
Acara yang berlangsung dari sore hingga malam ini, menyajikan berbagai topik terkait UFO dan alien, serta mempertemukan orang-orang yang mengaku telah menyaksikan fenomena luar angkasa tersebut.
Seminar ini menghadirkan tiga pembicara utama yang membahas beragam aspek dari fenomena UFO dan entitas interdimensional.
Thomas Vignol, seorang pemerhati UFO asal Prancis yang kini tinggal di Surabaya, membuka seminar dengan membahas topik-topik seperti kesadaran, jaringan bumi magnetik, dan teori mengenai makhluk luar angkasa.
Dalam presentasinya, Thomas juga memperkenalkan teknik penglihatan jarak jauh yang pernah digunakan dalam Proyek Stargate CIA untuk melihat lokasi yang jauh melalui kekuatan pikiran. Thomas menjelaskan, bagaimana energi magnetik bumi dapat meningkatkan kesadaran manusia dan memungkinkan akses ke alam yang tidak terlihat.
Menurutnya, monumen-monumen kuno yang asli dapat memperkuat kemampuan psikis manusia.
Sementara itu, Nur Agustinus, seorang ufolog yang sudah berkontribusi lebih dari dua dekade di BETA UFO, memberikan sudut pandang psikologi terkait perjumpaan dengan entitas interdimensional. Nur menjelaskan, bagaimana senyawa DMT (Dimethyltryptamine) yang secara alami ada dalam otak manusia dapat membuat seseorang memasuki realitas berbeda, yang sering kali dirasakan sebagai pengalaman yang sangat nyata.
Hal ini, kata Nur, membuka potensi terjadinya perjumpaan dengan entitas dari dimensi lain, bahkan bisa jadi entitas tersebut melintas ke dimensi kita saat itu juga.
Nur juga mengemukakan pandangannya mengenai entitas cerdas non-manusia (Non-Human Intelligence) yang melakukan penculikan dan eksperimen untuk membuat makhluk hybrid, yang nantinya akan menjadi wadah mereka untuk berinteraksi di dunia manusia.
Dalam kesempatan ini, Ketua BETA UFO Mohammad Reza Wardhana menyampaikan berbagai pengalaman saksi mata yang ia wawancarai, mulai dari orang-orang yang mengklaim melihat UFO mendarat pada tahun 1992 hingga pengalaman meditasi yang tidak sengaja memanggil kedatangan UFO.
Reza juga menyoroti beberapa pola yang ditemukan dalam kesaksian tersebut, seperti ketenangan mendalam sebelum munculnya UFO, suara ledakan, dan fenomena memori yang bisa berubah pada saksi mata.
“Pengalaman mereka memang sangat menarik dan ada beberapa benang merah yang saya temukan, di antaranya adalah suasana yang tiba-tiba hening saat UFO muncul, suara ledakan sebelum UFO muncul hingga UFO yang menukar ingatan dua orang yang melihatnya langsung,” ungkap Reza.
Dalam kesempatan ini, Reza juga mengingatkan bahwa fenomena UFO dan alien tidak memandang agama atau tingkat keimanan seseorang.
“Kalau mereka ingin muncul, ya pasti muncul. Mau apapun keimanan atau agama kita,” imbuh Reza.
Selain seminar, acara ini juga diwarnai dengan pemberian penghargaan kepada Nur Agustinus sebagai ‘Insan Paling Menginspirasi di Kancah UFOLOGI Indonesia’. Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya yang luar biasa selama lebih dari dua dekade dalam menginspirasi banyak orang di Indonesia untuk mendalami dan berbagi pengalaman tentang fenomena UFO dan alien.
Reza menyampaikan, penghargaan ini merupakan yang pertama kalinya diberikan kepada seorang ufolog di Indonesia. Oleh karena itu, penghargaan ini diberikan karena menurutnya paling menginspirasi di kancah UFOLOGI.
“Tidak bisa dipungkiri adanya individu pemerhati UFO maupun komunitas UFO di Indonesia, rata-rata terinspirasi oleh Pak Nur. Jadi sangat pantas jika penghargaan Insan Paling Menginspirasi di kancah UFOLOGI Indonesia disematkan pada beliau,” tutur Reza.
Melalui acara ini, BETA UFO berharap akan semakin banyak orang yang berani menceritakan pengalaman mereka terkait fenomena UFO dan alien, serta memperkaya diskusi mengenai hal tersebut di Indonesia.
baca juga : Richard Lee, Dokter Oky, dan Nikita Mirzani Terancam Disomasi Gegara Podcast